Friday, October 23, 2015

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.


Proses pembentukan kinerja dapat dijelaskan melalui berbagai macam teori. Antara lain dengan empat bentuk formula mengenai kinerja sebagai berikut:
a.       Formula Heider
Formula pertama adalah yang dikembangkan oleh Heider (As’ad, 2003). Formula ini berdasarkan pada teori harapan, sehingga kinerja dirumuskan sebagai berikut:
P = M X A
Keterangan:
P
:
Performance (Identifikasi kinerja yang dicapai)

M
:
Motivation (Menggambarkan motivasi dalam melaksanakan proses kerja)

A
:
Ability (Kemampuan yang dimiliki individu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan)
           
Berpijak pada formula di atas, kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan. Dengan demikian orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah. Begitu pula sebaliknya dengan orang yang sebenarnya memiliki kemampuan yang tinggi tetapi rendah motivasinya (As’ad, 2003).
b.      Formula Davis
Formula yang kedua adalah formula yang dikemukakan oleh Davis (Dewi, 1998), dengan rumusan sebagai berikut:
E X A = P

Keterangan:
P
:
Performansi kerja

E
:
Effort (Usaha yang ditunjukkan selama proses kerja)

A
:
Ability (kemampuan yang digunakan individu dalam menyelesaikan pekerjaan)
            Formula tersebut menjelaskan bahwa kinerja dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan individu dan penggunaan kemampuan untuk terlibat dalam proses kerja secara bersama-sama. Aspek kemampuan yang dimiliki individu pada dasarnya selalu berperan membantu mencapai kinerja. 
Formula yang dikemukakan oleh Heider dan Davis di atas mempunyai konsep berpikir yang sama, yaitu faktor motivasi yang ada didalam kedua formula tersebut yang dapat diartikan sebagai usaha (effort) untuk akan mengaktifkan, mengatur dan mendorong perilaku individu dalam melakukan proses kerja. Menurut kedua formula di atas, kinerja yang mampu dicapai merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa faktor motivasi dan kemampuan individu dalam menyelesaikan suatu tugas mempengaruhi pembentukan kinerja.
c.       Formula Vroom.
Formula yang ketiga merupakan formula yang dikembangkan oleh Vroom (As’ad, 2003 dan Dewi, 1998). Vroom mengemukakan bahwa formula yang dibuatnya berdasarkan rumus dibawah ini:
M = (V x I x E)
Keterangan :
V
:
Valence (nilai-nilai)

I
:
Instrumentality (alat)

E
:
Expextacy (harapan)

M
:
Motivasi
Formula di atas menjelaskan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi untuk berperilaku, khususnya motivasi berperilaku kerja. Apabila tuntutan kerja yang dibebankan pada individu tidak sesuai dengan kemampuannya maka kinerja yang diharapkan akan sulit dicapai. Begitu pula dengan tuntutan tugas yang terlalu rendah, maka tidak akan memotivasi individu untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, apabila tuntutan kerja melebihi kemampuan individu, kinerja yang diharapkan juga sulit untuk dicapai.
Setiap orang mempunyai tujuan-tujuan pribadi yang diharapkan dapat dicapai sebagai akibat atau timbal balik dari kinerja yang berikan. Ketidakmampuan untuk mencapai kinerja yang diharapkan akan membuat individu merasa tertekan dalam bekerja, oleh karena itu penting sekali menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, tidak hanya dalam melaksanakan pekerjaan tetapi juga dapat mengembangkan potensinya dalam pekerjaan tersebut (Kustiyah, 1994).
d.      Formula Blumberg-Pringle
Formula Blumberg-Pringle (Jewell dan Siegall, 1998) mengusulkan sebuah model kinerja dimana di dalam model tersebut dimasukkan variabel perseorangan dan lingkungan yang lengkap serta saling berinteraksi untuk menghasilkan tingkat dan kualitas kinerja. Komponen dalam model Blumberg-Pringle ini terdiri dari kesempatan (opportunity), kapasitas (capacity) dan kemauan (willingness) yang dirumuskan sebagai:
Kinerja = f(O x C x W)
Variabel lingkungan dalam model Blumberg-Pringle dimasukkan dalam komponen kesempatan (opportunity) seperti piranti, peralatan, material dan pasokan; kondisi kerja; tindakan rekan kerja; perilaku pemimpin; mentorisme, kebijakan, peraturan dan prosedur organisasi, informasi; waktu; dan gaji. Kapasitas (capacity) untuk melakukan performansi kerja meliputi variabel fisik, fisiologi, pengetahuan dan keahlian yang sesuai. Sedangkan Variabel dalam kemauan meliputi karakteristik psikologis perorangan dan meliputi nilai, sikap, persepsi dan motivasi. Formula ini lebih rumit dibandingkan dengan beberapa formula yang telah diuraikan sebelumnya karena diperlukan berbagai pendekatan dan sering kali variabel lingkungan diabaikan dalam berbagai penelitian (Jewell & Siegall, 1998).

Konsep formula yang keempat ini juga dikemukakan Tiffin dan McCormick (Dewi, 1998) yang menyatakan bahwa kinerja juga dipengaruhi oleh lingkungan dan iklim kerja. Lingkungan yang bersemangat, optimis, dan menyukai kerja akan mempengaruhi seseorang untuk mengikuti keadaan tersebut.

No comments:

Post a Comment