Aspek-aspek
semangat kerja perlu untuk dipelajari karena aspek-aspek ini mengukur
tinggi-rendahnya semangat kerja. Menurut Maier (2009), seseorang yang memiliki
semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu
benar-benar menginginkannya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut memiliki
kegairahan kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi,
dan untuk memiliki semangat berkelompok. Menurut Maier (2009), ada empat aspek yang
menunjukkan seseorang
mempunyai semangat kerja yang tinggi, yaitu:
a.
Kegairahan
Seseorang
yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan
dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila seseorang memiliki
keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan
oleh karyawan adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih
mementingkan pada apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan memiliki
semangat kerja buruk apabila lebih mementingkan gaji daripada bekerja.
Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa seseorang dengan gaji yang tinggi
masih juga berkeinginan untuk pindah bekerja di tempat lain. Seseorang yang
benar-benar ingin bekerja, akan bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan
dari atasannya dan juga mereka akan bekerja bukan karena perasaan takut tetapi
lebih pada dorongan dari dalam dirinya untuk kerja yang tinggi akan menganggap
bekerja sebagai sesuatu hal yang menyenangkan bukan hal yang menyengsarakan.
b.
Kekuatan untuk melawan
frustasi
Aspek
ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun
sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang
memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap yang
pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. Adanya semangat kerja
yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan
untuk mendapatkan ijin ketika menderita sakit.
c.
Kualitas untuk bertahan
Aspek
ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang
tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam
pekerjaannya. Ini berarti adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya.
Gaji ataupun insentif yang tinggi yang diberikan oleh perusahaan mampu
meningkatkan semangat kerja karyawan, dan berpikir panjang jika ingin keluar dari
perusahaan. Tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan mampu merangsang semangat kerja karyawan untuk bekerja dengan
sungguh-sungguh. Keyakinan ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai
energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik, hal
inilah yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan
seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak menganggap bahwa
bekerja bukan hanya menghabiskan
waktu saja, melainkan sesuatu yang penting.
d.
Semangat kelompok
Semangat
kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan adanya semangat kerja
maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling
bersaing untuk menjatuhkan. Semangat kerja menunjukkan adanya kesediaan untuk
bekerja sama dengan orang lain agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama.
Lingkungan kerja yang baik, menciptakan suasana kerja yang baik pula,
kebersamaan diantara karyawan dengan membagi pekerjaan secara adil mampu
meningkatkan semangat kerja bagi
karyawan itu sendiri.
Menurut Sugiyono ( dalam Utomo, 2002 ), aspek-aspek
semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. Disiplin yang tinggi. Seseorang yang memiliki semangat
kerja yang tinggi akan bekerja giat dan dengan kesadaran mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan
b. Kualitas untuk bertahan. Menurut Alport orang yang
mempunyai semangat kerja tinggi, tidak mudah putus asa dalam menghadapi
kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa orang
tersebut mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang
dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.
c. Kekuatan untuk melawan frustasi. Seseorang yang
mempunyai semangat kerja tinggi tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila
menemui kesulitan dalam pekerjaannya.
d. Semangat berkelompok. Adanya semangat kerja membuat
karyawan lebih berfikir sebagai “ kami “ daripada sebagai “ saya “. Mereka akan
saling tolong menolong dan tidak saling bersaing untuk saling menjatuhkan.
Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran semangat kerja
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semangat kerja berdasarkan Maier
(2009) yang membagi semangat kerja menjadi empat aspek yaitu (a) Kegairahan (b)
Kekuatan untuk melawan frustasi (c) Kualitas untuk bertahan dan (d) Semangat
kelompok.
No comments:
Post a Comment